KonsPro (22/4), JAKARTA – Gedung mewah dan megah tidak menjamin orang merasa nyaman tinggal di apartemen. Peran badan pengelola sangat signifikan dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan di lingkungan hunian bertingkat.
Hampir sebagian besar orang membayangkan bahwa tinggal di apartemen itu nyaman, aman, bersih, tertib serta modern. Pada prinsipnya tinggal di apartemen mana saja akan nyaman jika dikelola secara profesional dan tercipta hubungan sosial yang harmonis.Namun untuk menciptakan hubungan yang harmonis itu tidak dapat dilakukan hanya satu arah, tetapi harus berbagai arah, saling melengkapi dan saling mengisi, serta saling pengertian antara pemangku kepentingan (pemilik/penghuni, PPPSRS dan badan pengelola).
Tinggal di hunian vertikal yang terdapat kepemilikan bersama (benda bersama, tanah bersama, dan bagian bersama) akan sangat repot jika tidak dikelola dengan baik. Di samping tidak nyaman dan aman ditinggali, efek negatif lain adalah jatuhnya nilai investasi dan harga sewa di apartemen tersebut.
Persoalan klasik yang umum dialami oleh pengelolaan apartemen di Indonesia adalah kurang baiknya komunikasi antara pemilik/penghuni – PPPSRS dan badan pengelola, sehingga tidak jarang menciptakan disharmonis di antara stakehorder.
Menurut Ary Shita, pengelola kawasan Podomoro City, Jakarta Barat, peran badan pengelola sangat signifikan dalam menciptakan hubungan yang harnomis di lingkungan apartemen. Selain melakukan tugas utama pengelolaan (perawatan gedung), badan pengelolaan yang profesional juga bertanggung jawab mendorong dan mengkondisikan hubungan yang akrab antar penghuni, dan penghuni dengan pengurus PPPSRS (Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun).
Misalnya kata Ary Shita, mengadakan acara-acara peringatan hari besar nasional dengan diisi lomba-lomba keluarga (family fun games) yang merupakan ajang pertemuan para penghuni di hari libur. “Lewat media event keluarga biasanya banyak orang tua yang menemani buah hatinya untuk ikut lomba,” kata Ary Shita di di sela-sela acara “Peringatan Paska dan Kartina Warga Podomoro City”, beberapa waktu lalu di kawasan Podomoro City, Jakarta Barat.
Senada dengan Ary, Vanny Shinta, penghuni apartemen Royal Mediterania Garden Residences sekaligus Ketua Panitia Peringatan Paska dan Kartini Podomoro City mengatakan, event-evant peringatan hari besar nasional merupakan wadah yang paling efektif untuk menjalin komunikasi secara informal.
“Acara-acara seperti ini dapat menjadi ajang silaturrahmi bagi para penghuni. Sebab jika dalam forum-forum rapat resmi mereka jarang hadir karena alasan kesibukan. Kegiatan ini baik itu mengakrabkan para penghuni,” ujar Vanny Shinta di acara yang sama.
Sementara itu, Johannes, penghuni apartemen Mediterania Garden Residences 1 menyatakan, secara umum problem pengelolaan apartemen dimana saja sama. Namun baginya yang terpenting adalah respon dan sikap kooperatif dari badan pengelolanya. Kalaupun ada keluhan-keluhan itu wajar.
“Seperti apa yang dilakukan oleh pengelola kawasan Podomoro City ini saya rasakan sangat komunikatif dan responsif. Menurut hemat saya, untuk menciptakan suasana harmonis itu tidak cukup dari badan pengelola dan PPPSRS, tapi sikap penghuni juga turut menentukan. Kita harus maklum, bahwa tingkat kepuasan masing-masing orang itu berbeda, yang penting bagaimana mengkompromikan hal tersebut,” tegas Johannes.
Mengenai pengelolaan apartemen-apartemen di kawasan Podomoro City (Mediterania Garden Residences 1, Mediterania Garden Residences 2, Royal Mediterania Garden Residences dan Central Park Residences), Lisa Luping, penghuni Central Park Residences menuturkan, pengelolaan cukup bagus dan sangat efektif. Badan pengelola sangat aktif dan inovasi membuat event-event menarik.
Sebab kalau mengharapkan inisiatif penghuni itu sangat sulit. Hubungan antar penghuni apartemen memang dimana-mana tidak terlalu akrab, karena rata-rata memiliki kesibukan masing-masing. Pulang di unit mereka langsung istirahat. “Karena itulah acara-acara seperti ini sangat penting diadakan, supaya kita saling mengenal,” tandas Lisa Luping. (Reza Gantara)
